Quick Summary — Dare to Lead

Addhe Warman
3 min readDec 26, 2023

--

Dare to lead adalah buku karangan Brene Brown, seorang profesor dan penulis asal Amerika Serikat, buku ini membahas pentingnya kerentanan dalam kepemimpinan. Brene Brown berpendapat bahwa seorang pemimpin yang berani adalah pemimpin yang mampu menghadapi rasa malu, resiko, dan ketidakpastian.

Beliau membagi buku ini menjadi empat bagian, berikut ini pembagiannya:

Bagian 1: The Anatomy of Brave Leadership

Pada bagian satu, Brene Brown membahas tentang konsep kepemimpinan yang berani. Brene Brown mendefinisikan kepemimpinan yang berani sebagai “kemampuan untuk menunjukkan kerentanan dan kejujuran, bahkan di hadapan resiko penolakan, kritik, atau kegagalan”.

Brene Brown membahas tiga karakteristik utama kepemimpinan berani, yaitu:

  1. Kesadaran diri, Pemimpin yang berani memiliki kesadaran diri yang tinggi tentang kekuatan dan kelemahan mereka. Mereka juga mampu menerima umpan balik yang konstruktif.
  2. Kemandirian, Pemimpin yang berani bergantung pada diri sendiri untuk memvalidasi diri mereka. Mereka percaya pada diri mereka sendiri dan kemampuan mereka untuk membuat keputusan.
  3. Kemampuan untuk berkolaborasi, Pemimpin yang berani membangun hubungan yang kuat dan saling percaya dengan orang lain. Mereka juga mampu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Bagian 2: The Power of Vulnerability

Pada bagian kedua dari buku ini, Brene Brown membahas tentang pentingnya kerentanan dalam kepemimpinan. Brene Brown berpendapat bahwa kerentanan adalah kekuatan, bukan kelemahan. Kerentanan memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang lain secara lebih mendalam dan membangun kepercayaan.

Beliau juga membahas mengenai lima resiko yang di hadapi oleh pemimpin yang rentan, yaitu:

  1. Rasa malu: Rasa malu adalah ketakutan akan penolakan, kritik, atau kegagalan.
  2. Rasa takut: Rasa takut adalah ketakutan akan hal-hal yang tidak diketahui.
  3. Rasa bersalah: Rasa bersalah adalah perasaan menyesal atau bersalah atas sesuatu yang telah kita lakukan.
  4. Rasa malu dan takut: Rasa malu dan takut sering kali terjadi bersamaan.
  5. Rasa takut akan penolakan: Rasa takut akan penolakan adalah ketakutan akan penolakan dari orang lain.

Bagian 3: The Power of Connection

Pada bagian ketiga, Brene Brown membahas tentang pentingnya koneksi dalam kepemimpinan. Brene Brown berpendapat bahwa koneksi adalah fondasi dari kepemimpinan yang efektif.

Ada tiga prinsip yang di bahas mengenai koneksi, yaitu:

  1. Kesadaran: Pemimpin yang terhubung dengan orang lain memiliki kesadaran yang tinggi tentang perasaan dan kebutuhan orang lain.
  2. Keterbukaan: Pemimpin yang terhubung dengan orang lain terbuka untuk berbagi pikiran dan perasaan mereka.
  3. Empati: Pemimpin yang terhubung dengan orang lain mampu memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Bagian 4: The Power of Rising Strong

Pada bagian ke-empat, Brene Brown membahas tentang pentingnya kemampuan untuk bangit dari kegagalan. Beliau berpendapat bahwa kegagalan adalah bagian dari kehidupan karena memang tidak dapat di hindari, dan penting untuk belajar dari kegagalan tersebut.

Brene Brown membahas empat langkah yang dapat kita gunakan untuk bangkit dari kegagalan, yaitu:

  1. Menerima keadaan adalah langkah yang sangat berharga dan esensial. Ketika kita menerima tanggung jawab atas kegagalan, kita membuka jalan untuk pembelajaran dan pertumbuhan pribadi. Dengan mengakui apa yang terjadi dan bersikap jujur pada diri sendiri, kita menunjukkan kekuatan karakter. Selain itu, dengan bersedia meminta maaf kepada orang lain yang terdampak, kita memperlihatkan integritas dan empati, yang dapat memperkuat hubungan dan membangun kepercayaan.
  2. Menyelami perasaan, merasakan emosi setelah mengalami kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Penting untuk mengakui dan memahami emosi tersebut, karena dengan demikian kita dapat mengelolanya dengan lebih baik. Mengambil waktu untuk merasakan dan memahami emosi kita adalah langkah penting dalam proses penerimaan dan pertumbuhan pribadi.
  3. Membangun kembali kepercayaan diri, merupakan langkah positif setelah menghadapi kegagalan. Kita dapat memperkuat kepercayaan diri dengan mengakui dan memfokuskan diri pada kekuatan serta kemampuan yang kita miliki. Mendapatkan dukungan dari orang-orang yang percaya kepada kita juga sangat membantu dalam proses ini, memungkinkan kita untuk melanjutkan hidup dengan lebih percaya diri.
  4. Tumbuh, Kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Kita perlu meluangkan waktu untuk memahami apa yang terjadi dan bagaimana kita dapat mencegahnya di masa depan. Kita dapat belajar dari kegagalan dengan meminta umpan balik dari orang lain, meninjau proses kita, atau melakukan penelitian.

Key Ideas

Berikut adalah beberapa key ideas dari buku “Dare to Lead”:

  • Kepemimpinan berani adalah kemampuan untuk menunjukkan kerentanan dan kejujuran, bahkan di hadapan risiko penolakan, kritik, atau kegagalan.
  • Kerentanan adalah kekuatan, bukan kelemahan. Kerentanan memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang lain secara lebih mendalam dan membangun kepercayaan.
  • Koneksi adalah fondasi dari kepemimpinan yang efektif.
  • Kemampuan untuk bangkit dari kegagalan adalah penting bagi semua pemimpin.

Credit to the writer “Brene Brown”

“Daring leadership is ultimately about serving people not ourselves. That’s why we choose courage” — Brene Brown

--

--

Addhe Warman

My Nickname “Awan” taken from Name [A]ddhe [Wa]rma [n] it’s Cloud. Working in Cloud Environment GCP + AWS in Large Scale.